Dalam
realitas kehidupan sehari-hari, kita mengenal adanya presiden, direktur,
pengusaha, petani, pemimpin partai dan berbagai atribut lainnya. Lalu siapakah
mereka? Mereka adalah manusia-manusia yang ketika lahir membawa sehalai kain
setipis apapun, selain tak berdaya dan tak mengenal siapa dirinya. Mereka
adalah yang tidur terpejam, makanan pokoknya nasi, berjalan dengan dua kaki,
memiliki waktu 24 jam. Alhasil mereka adalah mahluk yang hsebenarnya sama
dengan kita.
![]() |
Belajar untuk menuju kesuksesan |
Tapi
mengapa mereka berhasil dan sukses? Ini karena mereka memiliki cita-cita yang
jelas, motivasi yang tinggi dan tak pernah menyerah. Hidup baginya adalah
perjuangan dan tempat yang layak untuk menghadapi berbagai tantangan. Bukan
tempat menghayal, menghitung bintang di langit atau berandai-andai.
Hidup
layaknya seleksi alam yang sarat dengan kompetisi. Siapa yang berhasil menuju
garis final, mereka itulah yang bertahan hidup. Hidup yang bukan sekedar hidup.
Garis final sudah jelas, sarana dan prasarana telah disediakan Allah SWT. Namun
ada dua sarat lagi menuju garis final itu yaitu cita-cita yang jelas dan
motivasi. Cita-cita adalah jalan, motivasi adalah bensin, kendaraannya adalah
diri kita dan waktu 24 jam.
Pernahkah
terlintas dalam benak kita untuk seperti mereka yang sukses, yang mengikuti
garis final? Kenapa tidak, mereka sama dengan kita. Ciptakan karya nyata,
hadang tantangan, teruskan berjuang menuju garis final (cita-cita sukses),
jangan menyerah karena sukses bukan fatamorgana, tapi realita.
Kata
pepatah lama, gantungkan cita-citamu setinggi langit, kemudian berusaha untuk
meraihnya. Dan jangan mudah patah semangat. Karena untuk meraih sebuah
cita-cita bukan cukup dengan hanya menggunakan otak untuk menghayal, tapi butuh
kerja nyata. Jika kita ingin sukses di dunia, maka raihlah ia dengan ilmu, dan
jika mau sukses untuk akhirat yang kekal abadi, raihlah pula dengan ilmu dan
amal. Dan jika mau sukses pada keduanya, maka hendaklah perbanyak belajar ilmu
dan mengamalkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar