Minggu, 29 Mei 2016
NEONATUS CUKUP BULAN (NCB)
Oleh: Rusman Hadi
A. Definisi
Neonatus adalah bayi dari umur 4 minggu, lahir biasanya dengan cara gestasi 38-42 minggu (Bobak, 1985).
Bayi Baru Lahir adalah seorang bayi yang dilahirkan setelah 37 minggu (menstrual) kehamilan lengkap sampai 42 minggu kehamilan lengkap (260-294 hari)dianggap bayi cukup bulan oleh kebanyakan ahli (Gary Cuningham, 1995).
Neonatus adalah bayi baru lahir mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidpan ekstra uteri (Marlyn dongoes,2001).
Neonatus Cukup Bulan (NCB) adalah neonatus yang lahir pada umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu BB 2500 gram – 4000 gram. (prawiroharjo, 2009)
B. Anatomi Fisiologi
1) Sistem Pernapasan
Perkembangan system pulmoner, keadaan yang mempercepat proses maturasi paru-paru
1. Taksemia
2. Hipertensi
3. Diabetes Berat
4. Infeksi
5. Ketuban Pecah dini
6. Insufisiensi plasenta
Keadaan diatas akan mengakibatkan stress berat pada janin,hal ini dapat menimbulkan rangsangan untuk pematangan paru-paru.
2) Jantung dan Sirkulasi darah
Di dalam rahim darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari plasenta masuk ke dalam tubu janin melalui vena umblikalis,sebagian besar masuk ke vena inferior melalui duktus venosus arantii.
Ketika janin dilahirkan segera setelah bayi menghirup udara dan menangis kuat. Dengan demikian paru-paru akan mengembang,tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan menutup.
Penutupan foramen oval terjadi karena adanya pemotongan dan pengikatan tali pusat sebagai berikut:
a. Sirkulasi plasenta berhenti,aliran darah ke atrium kanan menurun, sehingga tekanan jantung menurun, tekanan rendah di aorta hilang sehingga tekanan jantung kiri meningkat.
b. Asistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal ini menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat.
3) Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan telah menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak,absorbs air ketuban terjadi melalui mukosa saluran pencernaan,janin minum air ketuban dapat di buktikan dengan adanya mekonium.
4) Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat arang,dan glikogen mulai di simpan didalam hepar,setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai,vitamin A dan B juga di simpan di dalam hepar.
5) Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,luas permukaan tubuh neonatus lebih besar dari pada orang dewasa,sehingga metabolism perkilogram berat janinnya lebih besar.
6) Produksi Panas
Pada Neonatus apabila mengalami hipotermi bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama dengan cara NSR(Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan cara pembakaran cadangan lemak (Lewat coklat)yang memberikan lebih banyak energy dari pada lemak biasa.
7) Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus,janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan sepuluh minggu, ketika tropin telah ditemukan dalam hipofisis janin,hormon ini diperlukan untuk mempertahankan grandula suprarenalis janin. Pada neonates kadang-kadang hormone dari ibunya masih berfungsi pengaruhnya dapat dilihat missal pada bayi laki-laki atau perempuan adanya pembesaran kelenjar air susu atau kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan.
8) Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8 minggu,jumlah pada kehamilan 28 minggu diperkirakan 350.000 dan akhir kehamilan diperkirakan 820.000 ginjal janin mulai berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
9) Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan 4 bulan sedangkan gerakan menghisap terjadi pada kehamilan 6 bulan.
10) Imunologi
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein yang mengandung zat antibody) diantaranya adalah imunoglobulingmma G (Ig G). Pada neonates hanya terdapat Ig G dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi dilahirkan. Ig G Pada janin berasal dari ibunya melalui plasenta.
C. Etiologi
1. His(Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
D. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
Perubahan Sistem Pernafasan.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis (Varney, 551-552).
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
2. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.
Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
1. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
2. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.
E. PATHWAY
F. Manifestasi klinis
1. Warna kulit: seluruhnya merah
2. Denyut jantung: > 100 x/menit
3. Pernapasan : baik,menangis kuat.
4. Otot : gerak aktif,reflek baik
5. Reaksi terhadap rangsangan : menangis
G. Komplikasi
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
2. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
3. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
4. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit fenillalanin, menandakan fenil ketonuria
5. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
6. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.
I. Penatalaksanaan
1. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat untuk mencegah hipotermia.
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu
jari ibu, pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai enam jan setelah lahir)
9. Menetetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.
10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.
J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
• Identitas Bayi
• Identitas Orang Tua
b. Riwayat Prenatal dan Intranatal
1) Prenatal : meliputi riwayat antenatal, intranatal, dan postnatal .
2) Antenatal : imunisasi TT pada kehamilan 8 mgg
3) Intranatal
4) lahir dalam usia kehamilan 36 minggu , di Puskesmas, ditolong dokter
5) Postnatal : tali pusat lepas pada hari ke 6
a. Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
Lihat keadaan umum pasien
• Palpasi
Frekuensi nadi kurang dari normal
• Auskultasi
Penurunan suara pernapasan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan tidak adekuatnya intake cairan, dan diare.
b. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan efek fototerapi
c. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan hiperbilirubinemia dan diare
d. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan reflek hisap menurun
3. Intervensi
No. Diagnosa
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan tidak adekuatnya intake cairan, dan diare.
Tujuan:
Cairan tubuh adekuat
Kriteria Hasil:
Ttv normal
Turgor kulit <2detik 1. Catat jumlah dan kualitas feses
2. Pantau turgor kulit
3. Pantau intake output
4. Beri air diantara menyusui atau memberi botol 1. Untuk memantau
2. Memantau tanda adanya dehidrasi
3. Memantau intake output
4. Menambah intake cairan
2. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan efek fototerapi
Tujuan:
Kestabilan suhu tubuh bayi dapat dipertahankan
Kriteria Hasil:
Ttv normal
Akral hangat 1. Beri suhu lingkungan yang netral
2. Pertahankan suhu antara 35,5° - 37°C
3. Cek tanda-tanda vital tiap 2 jam 1. Menjaga kestabilan suhu tubuh
2. Mempertahankan suhu normal
3. Memantau terjadinya penurunan/peningkatan suhu tubuh
3. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan reflek hisap menurun Tujuan:
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil:
BB normal
Intake adekuat
1. Berikan minum melalui sonde (ASI/ PASI)
2. Lakukan oral hygiene dan olesi mulut dengan kapas basah
3. Monitor intake dan output BB
4. Observasi tugor dan membran mukosa 1. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
2. Meningkatkan nafsu makan
3. Memantau intake serta output
4. memantau
4. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan hiperbilirubinemia dan diare
Tujuan:
Keutuhan kulit bayi dapat dipertahankan
Kriteria Hasil:
Warna kulit normal
Kulit bersih dan lembab
1. Kaji warna kulit tiap 8 jam
2. Pantau bilirubin direk dan indirek
3. Rubah posisi setiap 2 jam
4. Masase daerah yang menonjol
5. Jaga kebersihan kulit dan
kelembabannya
1. Memantau terjadinya perubahan warna kulit
2. Memantau kadar bilirubin
3. Mencegah terjadinya penekanan pada kulit
4. Meningkatkan sirkulasi darah
Daftar Pustaka
Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta. YBPSP
Doengoes, Marilynn, E. Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2001
Santosa,Budi . 2005 - 2006. Diagnosa Keperawatan NANDA . Jakarta : Prima Medika.
Bobak, J. (1985). Materity and Gynecologic Care. Precenton.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar